Ujungharapan, 20 Maret 2025 – Hilaludin (54) tampak tergesa-gesa membawa kasur dan perlengkapan tidur ke dalam Masjid Attaqwa Ujungharapan. Ia bergegas mencari tempat strategis untuk menetap selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Bang Ilal, sapaan akrabnya, datang dari Kampung Muara Pelosok dengan niat tulus untuk berdiam di masjid dan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah i’tikaf.
Bang Ilal hanyalah satu dari ratusan peserta i’tikaf di Masjid Attaqwa yang pada Kamis (20/3) mulai menetap secara penuh waktu di masjid. Ketua panitia i’tikaf, H. Nurhasan Jurzani, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar peserta dapat lebih fokus dalam beribadah serta membentuk insan kamil—tidak sekadar bertambah usia, tetapi juga bertumbuh dalam ketakwaan.
Kegiatan i’tikaf ini memiliki serangkaian program ibadah, termasuk tadarus Al-Qur’an dengan bimbingan guru, qiyamullail dengan salat tahajjud, tasbih, hajat, dan taubat, serta kajian agama dalam bentuk kultum setelah tarawih, subuh, dan zuhur.
Tidak seperti kebanyakan masjid yang menyelenggarakan i’tikaf hanya pada malam hari, Masjid Attaqwa telah menerapkan i’tikaf penuh waktu sejak tahun 1977. Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini, panitia khusus dibentuk guna melayani para jamaah, termasuk penyediaan makan dan minum, pengaturan agenda harian, hingga pencucian pakaian jamaah.
Bagi Bang Ilal, i’tikaf bukan sekadar ritual, melainkan pengalaman batin dalam mengejar Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam kesunyian masjid, ia merangkai rindu kepada Sang Pencipta, menyerahkan diri dalam sujud, dan membasahi bibirnya dengan istighfar. Ia yakin bahwa malam penuh keberkahan itu akan mendekap jiwa-jiwa yang tulus bersimpuh dalam doa dan dzikir.
Jangan biarkan malam yang lebih mulia dari seumur hidup berlalu tanpa kita di dalamnya. Bangunlah, berdiam di rumah Allah, hadirkan hati, dan biarkan Lailatul Qadar menyelimuti dalam keberkahan yang tak terhingga. (Humas/bg)